Proposal Mata Kuliah
Metodologi Penelitian
Dengan Judul :
“Pengaruh Laba Perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada PT.ABC."
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin terbukanya perekonomian Indonesia terhadap perekonomian dunia, perkembangan dunia usaha di Tanah air berkembang pesat.Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan didirikan.Pertumbuhan sektor usaha mendukung kesempatan kerja sehingga semakin banyak pendapatan yang diterima masyaratkat.
Kelebihan dana pada masyarakat sebagian diinvestasikan pada aktiva riil berupa emas,tanah dan rumah.Selain itu juga diinvestasikan pada aktiva keuangan seperti tabungan dan deposito.Selain itu juga bentuk aktiva keuangan lain yang memberikan keuntungan yang cukup likuid yaitu, investasi di pasar modal.
Pasar modal merupakan wahana bagi pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang kelebihan dana (Lender). Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk kegiatan instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bias diperjualbelikan,baik dalam bentuk utang dan modal sendiri,baik yang diterbitkan pemerintah maupun swasta (Suad Husnan 1994 : Hal.3)
Investasi dalam pasar modal diharapkan menghasilkan pendapatan berupa deviden maupun peningkatan harga saham berupa capital gain.Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan berasal dati keuntungan atau laba ditahan,depresiasi dan penjualan saham.Dengan adanya penjualan saham perusahaan harus mempunyai kebijakan atau deviden.Kebijakan deviden adalah suatu keputusan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan akan dibagikan pada pemegang saham atau akan ditahan untuk membiayai investasi dimasa mendatang (Agus Sartono,1995 :Hal.361). Kedua hal tersebut selalu bertentangan,kalau perusahaan melakukan pembayaran dividen cenderung akan menaikkan harga saham karena para investor tertarik atas besarnya dividen yang dibagikan.Meningkatnya harga saham berarti meningkatkan nilai perusahaan.Tetapi pembayaran dividen akan mengurangi total sumber dana intern,akibatnya mengurangi kemampuan perusahaan untuk berinvestasi dan menurunkan tingkat pertumbuhan yang akhirnya berdampak pada penurunan harga saham.
Perusahaan dapat menahan dan mengivestasikan kembali pendapatan daripada membayar deviden pemegan saham,hal ini dapat merugikan para pemegang saham yang membutuhkan.Nilai saham mereka mungkin naik,tetapi mungkin mereka menghadapi kesulitan dan harus menjual sebagian sahamnya untuk memperoleh uang tunai.Dilain pihak ada juga pemegang saham menyukai kebijakan pembayaran deviden yang rendah,karena semakin kecil perusahaan membayar deviden,semakin kecil pajak yang dibayarkan pemegan saham,dan makin sedikit kesulitan dan biaya yang harus dihadapi untuk menginvestasikan kembali deviden mereka sesudah dipotong pajak.
Persoalan yang timbul adalah sejauh mana perusahaan mampu mempengaruhi harga saham di pasar modal dan factor atau variable apa saja yang dapat di jadikan indicator,sehinggan memungkinkan perusahaan mengendalikannya,dan tujuan meningkatkan nilai perusahaan dipasar modal tercapai.Seorang investor memerlukan pertimbangan yang matang,informasi yang akurat yaitu mengetahui sejauh mana eratnya hubungan variable-variable yang menjadi fluktuasi harga saham sehingga dapat memilih strategi untuk memilih perusahaan yang benar-benar cocok sebagai tempat menanamkan modal.
Banyak pemegang saham mengandalkan deviden untuk membayar berbagai biaya,dan mereka akan sangat terganggu jika aliran dividen tidak stabil.Selanjutnya, mengurangi devidenagar dan tersedia untuk investasi modal dapat mengirimkan isyarat yang tidak tepat,dan hal itu bias menurunkan harga saham.Jadi memaksimumkan harga saham mengharuskan perusahaan menyeimbangkan kebutuhan dana untuk internal dan keinginan para pemegang saham.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian ditujukan untuk memberikan informasi kepada investor. Informasi tersebut adalah mengenai “ Pengaruh Laba Perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada PT.ABC“.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Penelitian ditujukan untuk memberikan informasi kepada investor. Informasi tersebut adalah mengenai “ Pengaruh Laba Perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada PT.ABC“.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana perhitungan EPS pada PT. ABC ?
2. Bagaimana perubahan harga saham pada PT. ABC?
3. Apakah terdapat hubungan antara EPS dengan Perubahan Harga saham pada PT. ABC?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perhitungan EPS pada PT. ABC.
2. Untuk mengetahui perubahan harga saham pada PT. ABC Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh EPS terhadap Perubahan Harga saham pada PT. ABC.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, terutama bagi pihak-pihak berikut ini:
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana perhitungan EPS pada PT. ABC ?
2. Bagaimana perubahan harga saham pada PT. ABC?
3. Apakah terdapat hubungan antara EPS dengan Perubahan Harga saham pada PT. ABC?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perhitungan EPS pada PT. ABC.
2. Untuk mengetahui perubahan harga saham pada PT. ABC Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh EPS terhadap Perubahan Harga saham pada PT. ABC.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, terutama bagi pihak-pihak berikut ini:
1. Bagi emiten, Diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi emiten dalam menentukan besarnya alokasi laba yang diperoleh kedalam laba ditahan.
2. Bagi investor, Diharapkan dapat memberikan informasi dan masuka bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi,baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang.
3. Perusahaan, Diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan perusahaan dalam melakukan aktivitas investasi di pasar modal.
4. Penulis, Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan, juga sebagai pelengkap atau sarana untuk menerapkan teori-teori yang didapat selama dibangku kuliah.
5. Pihak lain, Semoga hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh pihak lain yang berkepentingan, baik sebagai bahan bacaan atau sebagai literatur untuk karya serupa.
1.5 Kerangka Pemikiran
Laba perlembar saham merupakan ikhtisar data akuntansi yang paling sering dipublikasikan. Laba perlembar saham adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Laba perlembar saham merupakan keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham untuk setiap lembar saham.
Informasi laba perlembar saham ini sangat berguna bagi pihak manajemen ataupun pihak lain, seperti : investor dan calon investor. Informasi laba perlembar saham dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk menentukan besarnya pembagian deviden. Sedangkan bagi pihak investor dan calon invenstor informasi laba perlembar saham di gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan meramalkan prestasi perusahaan di masa depan.
Laba perlembar saham merupakan ikhtisar data akuntansi yang paling sering dipublikasikan. Laba perlembar saham adalah jumlah laba yang menjadi hak untuk setiap pemegang satu lembar saham biasa. Laba perlembar saham merupakan keuntungan yang diberikan kepada pemegang saham untuk setiap lembar saham.
Informasi laba perlembar saham ini sangat berguna bagi pihak manajemen ataupun pihak lain, seperti : investor dan calon investor. Informasi laba perlembar saham dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk menentukan besarnya pembagian deviden. Sedangkan bagi pihak investor dan calon invenstor informasi laba perlembar saham di gunakan untuk menilai kinerja perusahaan dan meramalkan prestasi perusahaan di masa depan.
Adapun kerangka pemikiran mengenai Pengaruh Laba Perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham Pada PT. ABC
Variable X : EPS ( Laba Perlembar Saham )
Variable Y : Perubahan Harga Saham.
Terdapat Pengaruh antara laba perlembar saham dengan perubahan harga saham
Variable X : EPS ( Laba Perlembar Saham )
Variable Y : Perubahan Harga Saham.
Terdapat Pengaruh antara laba perlembar saham dengan perubahan harga saham
1.6 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah di kemukakan diatas. Maka penulis dapat merumuskan hipotesis yaitu: “ menunjukan Terdapat Pengaruh antara laba perlembar saham dengan perubahan harga saham pada PT. XYZ.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan meliputi beberapa aktivitas seperti: penganggaran, peramalan keuangan, analisis investasi, pengadaan dana dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen keuangan dapat diartikan sebagai berikut:
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan meliputi beberapa aktivitas seperti: penganggaran, peramalan keuangan, analisis investasi, pengadaan dana dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen keuangan dapat diartikan sebagai berikut:
Menurut Bambang Riyanto ( 2001:4 ) menyatakan bahwa :
“keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin.”
“keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut se-efisien mungkin.”
Menurut Agus Sartono ( 2001:8 ) Manajemen Keuangan dapat diartikan sebagai berikut :
“Manajemen dana baik yang berkaitan dengan mengalokasikan dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien.”
Sedangkan konsep manajemen keuangan adalah :
Seluruh aktivitas kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efisien.
Dari pengertian Manajemen Keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Keuangan meliputi aktivitas seperti bagaimana perusahaan mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut dalam berbagai bentuk investasi dan untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Jadi perusahaan tidak hanya berusaha mencari dana saja, tetapi juga mengolah dana dengan baik dan menggunakan untuk kemakmuran pemegang saham.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen keuangan:
Dari pengertian Manajemen Keuangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Keuangan meliputi aktivitas seperti bagaimana perusahaan mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut dalam berbagai bentuk investasi dan untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien. Jadi perusahaan tidak hanya berusaha mencari dana saja, tetapi juga mengolah dana dengan baik dan menggunakan untuk kemakmuran pemegang saham.
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Manajemen Keuangan
Tujuan Manajemen keuangan:
1. Memaksimalkan kesejahteraan pemilik perusahaan atau memaksimalkan nilai perusahaan.
2. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern)
3. Mencapai kesejahteraan masyarakat sebagai tanggung jawab social perusahaan.
Fungsi pokok dari Manajemen Keuangan mencakup keputusan investasi (Investasi Decision), keputusan pembiayaan (Financial Dicision), dan keputusan kebijakan deviden (Deviden Policy).
Menurut Bambang Riyanto ( 2001:6 ) ada tiga fungsi dari Manajemen Keuangan, sebagai berikut:
1. Keputusan alokasi dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi (investment decision).
2. Pengambilan keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi (financial decision).
3. Kebijakan dalam penbagian deviden (dividend decision)
1. Keputusan alokasi dana yang berasal dari luar perusahaan maupun dana yang berasal dari luar perusahaan pada berbagai bentuk investasi (investment decision).
2. Pengambilan keputusan pembelanjaan atau pembiayaan investasi (financial decision).
3. Kebijakan dalam penbagian deviden (dividend decision)
Sedangkan menurut Agus Sartono ( 2001:6 ) fungsi pembelanjaan atau Manajemen Keuangan pada dasarnya terdiri dari fungsi pokok, yaitu :
1. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana (use atau allocation of funds) yang dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif investasi atau keputusan investasi, dan
2. Fungsi memperoleh dana (obtaining of funds) atau fungsi pendanaan yang dalam pelaksanaanya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif pendanaan atau keputusan pendanaan (financing decision).
2.2 Saham
2.2.1 Pengertian Saham
Secara Umum saham adalah “surat Tanda Kepemilikan Perusahaan”.Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan atau badan usaha.Menurut Agus Sartono ( 2001:9 ), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa factor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa factor.
Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan,sehingga pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Pemegang saham juga berhak atas dividen yang dibagikan oleh perusahaanSebaliknya pemegang saham pun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan bangkrut.
1. Fungsi menggunakan atau mengalokasikan dana (use atau allocation of funds) yang dalam pelaksanaannya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif investasi atau keputusan investasi, dan
2. Fungsi memperoleh dana (obtaining of funds) atau fungsi pendanaan yang dalam pelaksanaanya manajer keuangan harus mengambil keputusan pemilihan alternatif pendanaan atau keputusan pendanaan (financing decision).
2.2 Saham
2.2.1 Pengertian Saham
Secara Umum saham adalah “surat Tanda Kepemilikan Perusahaan”.Saham didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan atau badan usaha.Menurut Agus Sartono ( 2001:9 ), harga saham terbentuk dipasar modal dan ditentukan oleh beberapa factor seperti laba per lembar saham atau earning per share, rasio laba terhadap harga per lembar saham atau price earning ratio, tingkat bunga bebas resiko yang diukur dari tingkat bunga deposito pemerintah dan tingkat kepastian operasi perusahaan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham akan terbentuk dari adanya transaksi yang terjadi di pasar modal yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dengan dipengaruhi oleh beberapa factor.
Saham memberikan indikasi kepemilikan atas perusahaan,sehingga pemegang saham berhak menentukan arah kebijaksanaan perusahaan lewat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).Pemegang saham juga berhak atas dividen yang dibagikan oleh perusahaanSebaliknya pemegang saham pun turut menanggung resiko sebesar saham yang dimiliki apabila perusahaan bangkrut.
Kekuatan pasar dapat menjadi tombak dalam penentuan nilai perusahaan, dimana jika pasar menilai bahwa perusahaan penerbit saham dalam kondisi baik, maka biasanya harga saham perusahaan akan naik. Demikian pula sebaliknya, jika perusahaan dinilai rendah oleh pasar maka harga saham perusahaan dinilai rendah oleh pasar sehingga akan berdampak pula pada harga saham perusahaan yang akan ikut menurun bahkan bias lebih rendah dari harga di pasar perdana. Dengan demikian, kekuatan tawar menawar di pasar sekunder antara investor yang satu dengan investor yang lain sangat menentukan harga saham perusahaan.
2.2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Menurut Weston dan Brigham ( 2001:26 ), factor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah :
1. Laba per lembar saham (Earning Per Share/EPS)
Seorang investor yang melakukan investasi pada perusahaan akan menerima laba atas saham yang dimilikinya. Semakin tinggi laba per lembar saham (EPS) yang diberikan perusahaan akan memberikan pengembalian yang cukup baik. Ini akan mendorong investor untuk melakukan investasi yang lebih besar lagi sehingga harga saham perusahaan akan meningkat.
2. Tingkat Bunga
Tingkat bunga dapat mempengaruhi harga saham dengan cara :
a. Mempengaruhi persaingan di pasar modal antara saham dengan obligasi, apabila suku bunga naik maka investor akan menjual sahamnya untuk ditukarkan dengan obligasi. Hal ini akan menurunkan harga saham. Hal sebaliknya juga akan terjadi apbila tingkat bunga mengalami penurunan.
b. Mempengaruhi laba perusahaan, hal ini terjadi karena bunga adalah biaya, semakin tinggi suku bunga maka semakin rendah laba perusahaan. Suku bunga juga mempengaruhi kegiatan ekonomi yang juga akan mempengaruhi laba perusahaan.
3. Jumlah Kas Deviden yang Diberikan
Kebijakan pembagian deviden dapt dibagi menjadi dua, yaitu sebagian dibagikan dalam bentuk deviden dan sebagian lagi disisihkan sebagai laba ditahan. Sebagai salah satu factor yang mempengaruhi harga saham, maka peningkatan pembagian deviden merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan dari pemegang saham karena jumlah kas deviden yang besar adalah yang diinginkan oleh investor sehingga harga saham naik.
4. Jumlah laba yang didapat perusahaan
Pada umumnya, investor melakukan investasi pada perusahaan yang mempunyai profit yang cukup baik karena menunjukan prospek yang cerah sehingga investor tertarik untuk berinvestasi, yang nantinya akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
5. Tingkt Resiko dan Pengembalian
Apabila tingkat resiko dan proyeksi laba yang diharapkan perusahaan meningkat maka akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Biasanya semakin tinggi resiko maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian saham yang diterima.
2.3 Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )
2.3.1 Pengertian Laba Per Lembar Saham ( Earning Per Share/EPS )
Pada umumnya dalam menanamkan modalnya investor mengharapkan manfaat yang akan dihasilkan dalam bentuk laba per lembar saham (EPS). Sedangkan jumlah laba per lembar saham (EPS) yang didistribusikan kepada para investor tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. Laba per lembar saham (EPS) dapat menunjukan tingkat kesejahteraan perusahaan, jadi apabila laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan kepada para investor tinggi maka menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham, sedangkan laba per lembar saham (EPS) yang dibagikan rendah maka menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana diharapkan oleh pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat diartikan sebagai berikut :
Menurut Larson dkk ( 2000:579 ) laba per lembar saham ( ESP ) adalah :“Earning Per Share, also called net income per share, is the amount of income earned per each share of company’s outstanding common stock.”
Menurut Besley dan Brigham ( 2000:83 ) laba per lembar saham (EPS), adalah : “Earning Per Share is called ‘the bottom line’, denoting that of all the items of on the income statement.”
Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indicator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.
2.3.2 Penilaian Laba Perlembar Saham ( EPS )
Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.
Neraca menunjukan posisi kekayaan, kewajiban financial dan modal sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).
Alasan mengapa laba per lembar saham (EPS) disajikan di laporan laba rugi menurut Niswonger dkk ( 2000:14 ) adalah :
“Jumlah absolute laba bersih sulit untuk dipakai mengevaluasi profitabilitas perusahaan jika jumlah modal pemegang saham banyak berubah. Dalam kasus seperti itu profitabilitas perusahaan dapat dinyatakan dengan laba per lembar sahm (EPS).”Sedangkan perhitungan laba per lembar saham (EPS) menurut Niswonger dkk ( 2001:15 ) adalah :
“Jika sebuah perusahaan hanya memiliki saham biasa yang beredar, maka laba per lembar saham biasa ditentukan dengan membagi laba bersih dengan jumlah saham biasa yang beredar. Jika ada saham preferen sebelum di bagi dengan jumlah saham biasa yang beredar.”
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa perhitungan laba per lembar saham biasa adalah :
Laba per lembar saham = Laba Bersih
Jumlah saham biasa yang beredar
2.4 Hubungan Laba perlembar Saham Terhadap Perubahan Harga Saham
EPS adalah keuntungan setelah dikurangi pajak pendapatan,dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah lembar saham yang beredar.Saat laba bersih naik dan jumlah lembar biasa turun maka EPS naik.
Penelitian di Indonesia mengenai factor-faktor yang berhubungan dengan harga saham sudah banyak dilakukan. Penelitian tentang pentingnya laporan keuangan menghasilkan bahwa 52,86% responden mengandalkan laporan keuanagn. Hasil yang lain menyatakan bahwa informasi terpenting bagi investor dan analisis sekuritas adalah laba perlembar saham (Triyono dan Jogiyanto,2004:24).
Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga komponen adalah return saham.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
Triyono (1998) menguji informasi arus kas dari aktivitas pendanaan, investasi, operasi, dan laba akuntansi dengan harga dan return saham. Sampel pada penelitian yang di lakukan adalah 34 perusahaaan manufaktur yang Go Public di BEJ, hasil penelitian menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara arus kas, maupun ketiga komponen adalah return saham.
Dalam prakteknya, para investor di pasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham bank yang telah melakukan emisi sahamnya. Motif-motif tersebut adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh deviden berdasarkan keputusan RUPS.
2. Mengejar Capital Gain jika bermain di bursa efek.
3. Menguasai perusahaan melalui pencapaian mayoritas saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal ini adalah EPS dengan Perubahan Harga saham pada PT.ABC
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penuyusunan proposal ini adalah metode deskriptif, yaitu dimulai dari menyusun dan mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan, menganalisanya, dan kemudian menginterpretasikannya secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang ada. Selain itu juga penulis menggunakan metode penelitian asosiatif (hubungan) yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih antara sruktur modal terhadap likuiditas. Dengan penelitian ini maka akan dapat di bangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan dan meramalkan suatau gejala yang ada.
3.3 Operasional Variabel
Dalam penelitian ini penyusun membagi variabelnya menjadi sebagai berikut:
1. Variabel (X) atau Independent Variabel yaitu variabel yang tidak tergantung atas variabel lain dan variabel ini disebut juga variabel bebas, pada penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah Laba Perlembar Saham.
2. Variabel (Y) atau Dependent Variabel yaitu variabel yang tergantung atas variabel lain, dan variabel ini disebut juga variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel Y adalah Harga Saham.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini penyusun menggunakan dua macam jenis dan sumber data, yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang bersangkutan dengan cara wawancara dan observasi dengan pihak terkait.
2. Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari pengamatan langsung melainkan dari hasil studi kepustakaan baik berupa literatur maupun dokumen perusahaan
Yang menjadi objek penelitian dalam penulisan proposal ini adalah EPS dengan Perubahan Harga saham pada PT.ABC
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penuyusunan proposal ini adalah metode deskriptif, yaitu dimulai dari menyusun dan mengklasifikasikan data yang telah dikumpulkan, menganalisanya, dan kemudian menginterpretasikannya secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang ada. Selain itu juga penulis menggunakan metode penelitian asosiatif (hubungan) yang merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih antara sruktur modal terhadap likuiditas. Dengan penelitian ini maka akan dapat di bangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan dan meramalkan suatau gejala yang ada.
3.3 Operasional Variabel
Dalam penelitian ini penyusun membagi variabelnya menjadi sebagai berikut:
1. Variabel (X) atau Independent Variabel yaitu variabel yang tidak tergantung atas variabel lain dan variabel ini disebut juga variabel bebas, pada penelitian ini yang menjadi Variabel X adalah Laba Perlembar Saham.
2. Variabel (Y) atau Dependent Variabel yaitu variabel yang tergantung atas variabel lain, dan variabel ini disebut juga variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjadi variabel Y adalah Harga Saham.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini penyusun menggunakan dua macam jenis dan sumber data, yaitu:
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan yang bersangkutan dengan cara wawancara dan observasi dengan pihak terkait.
2. Data Sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari pengamatan langsung melainkan dari hasil studi kepustakaan baik berupa literatur maupun dokumen perusahaan
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Di dalam melakukan pengumpulan data penulis menggunakan teknik:
1. Observasi, yaitu langsung datang ke tempat objek yang ingin diteliti yaitu PT. ABC
2. Wawancara kepada para pegawai PT. ABC.
3. Kepustakaan, yaitu melalui buku-buku tentang EPS dan Harga Saham.
3.6 Teknik Analisis Data
Untuk menentukan persamaan regresi linier sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Y= a+bX
a= y - bX
b= n.∑xy - ∑x . ∑y
Di dalam melakukan pengumpulan data penulis menggunakan teknik:
1. Observasi, yaitu langsung datang ke tempat objek yang ingin diteliti yaitu PT. ABC
2. Wawancara kepada para pegawai PT. ABC.
3. Kepustakaan, yaitu melalui buku-buku tentang EPS dan Harga Saham.
3.6 Teknik Analisis Data
Untuk menentukan persamaan regresi linier sederhana dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Y= a+bX
a= y - bX
b= n.∑xy - ∑x . ∑y
n.∑ - (∑x)2
Dimana:
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau nilai koefisien regresi
Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
Y = Subjek / nilai dalam variabel dependen yang di prediksikan
X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu
Untuk menganalisis data apakah antara variabel X (laba per lembar saham) dan variabel Y (harga per lembar saham) mempunyai hubungan atau tidak, maka penulis menggunakan rumus:
r = n.∑xy - ∑x . ∑y
Dimana:
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau nilai koefisien regresi
Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
Y = Subjek / nilai dalam variabel dependen yang di prediksikan
X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu
Untuk menganalisis data apakah antara variabel X (laba per lembar saham) dan variabel Y (harga per lembar saham) mempunyai hubungan atau tidak, maka penulis menggunakan rumus:
r = n.∑xy - ∑x . ∑y
2
Dimana:
n = Jumlah data
r = Korelasi ( Hubungan )
X = Variabel bebas ( Independen Variabel )
Y = Variabel tidak bebas ( Dependen Variabel )
Sedangkan untuk menentukan sebarapa besar kontribusi dari X terhadap naik turunnya nilai Y, maka harus dihitung suatu korelasi yang disebut koefisien penentuan ( Coefficient Of Determination ), rumusnya adalah sebagai berikut:
KD = rx 100%
KD = Coefficient of Determination
r = Corellation
3.7 Rancangan Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis pengaruh laba per lembar saham terhadap harga per lembar saham pada PT. ABC.dapat dilakuakan dengan uji signifikan korelasi dipakai sebagai pembuktiannya adalah sebagai berikut:
Jika H : ρ = 0, berarti tidak ada hubungan yang signifikan dan positif antara laba per lembar saham terhadap harga per lembar saham pada PT.ABC.
Jika H : ρ > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dan positif antara laba per lembar saham terhadap harga per lembar saham pada PT. ABC.
Rumus sebagai berikut : t = r
2
Keterangan:
n = Banyaknya data
r = Koefisien korelasi antara variabel X (struktur modal) dan variabel Y (likuiditas).
Rumus sebagai berikut : t = r
2
Keterangan:
n = Banyaknya data
r = Koefisien korelasi antara variabel X (struktur modal) dan variabel Y (likuiditas).
DAFTAR PUSTAKA
Husnan, Suad dan Eni Pudjiastuti. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: PT BPFE.
Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: PT BPFE..
Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: PT BPFE.
Sartono, Agus R. 2001. Manajemen Keuangan Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: PT BPFE..
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Samsul, Mohammad.2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Surabaya : PT.Gelora Aksara Pratama.
http://pasarfutures.blogspot.com/2009/03/pengertian-saham-dan-jenis-jenisnya.html
http://www.idonbiu.com/2009/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-harga.html